Setiap pagi saya tak lupa shalat Dhuha, jumlahnya tidak banyak cukup 12 rakaat. Kuhamparkan sajadah dengan kesungguhan dihadapan Rabbi melaksanakan shalat Dhuha setiap hari tidak pernah lupa. Sudah 5 tahun ngontrak sejak tahun 2009, saya sudah tidak betah lagi. Semoga niat saya punya rumah bisa terkabul, minimal kesungguhan saya ditunjukkan kehadapan-Nya.
Semua bank dihubungi berbekal struk gaji guru dan pengalaman kerja. Alhamdulillah 3 bank yang saya ajukan semuanya ditolak.
Tentu hal tersebut semakin memperkuat impian saya ingin punya rumah hasil usaha mandiri saya, dan suami.
Kami mencoba kembali menghubungi salah satu bank swasta yang pernah ditolak sebelumnya. Kami langsung menghadap manager Bank tersebut, orangnya sangat baik, ramah, dan mampu membantu kami untuk diberikan solusinya, serta mengajukan kembali pembelian rumahnya.
Alhamdulillah pada tahun 2013 akhir, saya rutinkan setiap hari shalat Dhuha 12 rakaat. Rumah yang saya inginkan memang tidak mudah berada di area cluster, bangunannya yang kokoh, tidak terlalu besar dan kecil. Cukup untuk kita berlima.
Setelah menunggu 2 Minggu proses analisis bank, Alhamdulillah pengajuan kredit rumah kami disetujui di salah satu bank syariah.
Akad kredit rumah pun berlangsung dengan haru. Sampai saya bilang ke suami akad nikah saya tidak menangis, kenapa akad rumah saya jadi melankolis.
Membeli sebuah rumah di tanah merdeka ini, nyatanya sulit sekali. Apalagi latar belakang kami seorang guru swasta yang hanya berbekal pengalaman. Tapi jika bersungguh-sungguh ikhtiar tidak ada yang tidak mungkin.
Alhamdulillah Bisa, jika kita yakin dan bersungguh-sungguh. Semoga selalu semangat seperti dulu. Aamiin
Bloggerku Rumah Harapanku
Guru nge-Blog
Blog : http://siskadianty.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment